Islam Crescent Moon

Selasa, 18 Desember 2012

Ibrohim al-Majdzub

Memiliki julukan lengkap Ibrohim Abu Lihaaf al-Majdzub ash-Shohih. Beliau termasuk Auliya yang memiliki Ahwal yang tidak lumrah. Antara lain : Beliau ini terlihat kemana-mana tidak memakai penutup kepala. Dan lebih suka tinggal disudut-sudut Jiraakats.
Menjelang runtuhnya Daulah Jiraakats, Ibrohim meinta kunci benteng kepada Sulthan al-Ghauri, namun tidak diberikan. tidak lama kemudian Jiraakats mendapat serangan mendadak dan ajatuh ke tangan musuh.

Selasa, 11 Desember 2012

Muhammad Bahauddin al-Majdzub

adalaah seorang Wali Sholeh yang banyak memiliki mukasyaafah. tak pernah sekali saja kasyfnya itu meleset dari kenyataan. Ketika memberitahukan akan adanya pejabat yang dicopot, maka keesokan harinya atau paling lama seminggu setelah itu , kabar itu benar2 terjadi.
Imam Asy-Sya'rowi suatu ketika menghadiri undangan walimah bersama Syaikh Bahauddin. tiba2 saja Syekh Bahauddin mengangkat guci berisi air dan memukulkannya ke dinding. Berkata Asy-Sya'rowi : "Akan pecah Guci itu!". Berkata Bahauddin : "engkau bohong ,tidak akan pecah guci". Dan memang benar, guci itu tetap utuh dan tidak pecah

Sabtu, 08 Desember 2012

Muhammad bin Qadhi Al-Majzub

Muhammad bin Qadhi Al-Majzub ini banyak berdiam di masjid Jami al-Malik adh-Dhohir dan dan tinggal didaerah kuum. Beliau dianugrahi Kasyf yang sangat terang dan mengagumkan sehingga bisa mengetahui isi hati orang yang berdiri dihadapannya dan dapat mengungkapkannya dengan sangat jelas, meskipun orang tersebut sama sekali belum mengatakannya.

jika di dalam hati para santrinya terlintas sesuatu atau ingin mengerjakan sesuatu, maka beliau langsung mengetahuinya dan segera mengutus salah seorang di antara mereka untuk menyampaikan kepada yang bersangkutan : "Agar meneruskan atau menghentikan keinginannya itu !"

MUHAMMAD AL MAJDZUB

Muhammad al-Madjzub adalah kekasih ALLAH yang dianugrahi banyak sekali karomah yang aneh-aneh dan menakjubkan
antara lain : beliau ini termasuk aulia yang suka melenyapkan kemaksiatan dari diri orang lain dengan caranya sendiri. Setiap kali bertemu denga orang yang hendak berbuat maksiat, dipukulnya dada orang itu,dan anehnya keinginan untuk maksiat itu serta mertalenyap dari dalam hatinya dan jika pukulan itu ditangkis , maka tangan orang yang menangkis akan lumpuh seketika itu juga. Ia wafat pada abad ke 10 hijriyyah. dimakamkan dikompleks pemakaman masjid syahawa di luar Bab al-Futuh Mesir

Rabu, 05 Desember 2012

KAI UTUH AMUT




                        Garis keturunan

            Burhan bin Aran menmceritakan suatu kisah yang diperolehnya dari seorang saksi sejarah yang kini masih hidup. Yang bernama sanah yang juga merupakan neneknya.
Dahulu di desa Hambuku ilir hidup sepasang suami istri yang amat rukun dan damai. Sanb suami bernama Datu Kapsan dan istrinya Datu Galuh Muning. Sdebagaimana kebanyakan penduduk desa saat itu kebanyakan bekerja sebagai nelayan di sungai atau danau yang ada disekitar desa mereka. Sebagian lagi mata pencaharian penduduk adalah bertani dan berkebun
            Datu Kapsan adalah salah satu dari penduduk desa itu yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Hasil dari tangkapan ikan yang ia dapatkan beliau bawa atau jual sendiri ke daerah lain. Terkadang ke Negara, Amuntai, Kalua dan daerah lainnya. Adapun istri beliau Datu Galuh Muning tatkala sang suami pergi, membantu mencari ikan di sekitar rumah saja.
            Beberapa tahun kemudian dari hasil perkawinan mereka berdua lahirlah empat orang anak yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga orang laki-laki
1.      Anak pertama seorang perempuan bernama Jaah (wafat tahun 1994, umur 100 tahun lebih)
2.      Anak kedua seorang laki-laki bernama Rahmat yang akhirnya dikenal dengan sebutan UTUH AMUT .beliau tidak beristri hingga akhir hayat.
3.      Anak ketiga bernama Andar (wafat pada waktu berumur 80 tahun)
4.      Anak keempat seorang lelaki bernama Kai Ira ( wafat pada saat berumur 75 tahun)

RAHMAT YANG DIKENAL DNGAN SEBUTAN
UTUH AMUT
            Kai Rahmat atau yang lebih dikenal dengan gelar Utuh Amut yang merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Datu Kapsan dan Datu Galuh Muning. Menurut cerita yang disampaikan nenek Sanah kepada Burhan bin Aran bahwa Kai Utuh Amut di waktu kecilnya pada usia sekitar tujuh atau delapan tahun masih berpakaian lengkap seperti anak kecil lainnya. Teapi ketika dia mendapat musibah atau kecelakaan yang menimpanya yaitu jatuh dari ayunan yang disebut ayunapan (ayunan yang terbuat dari papan). Yang mana ia bermain ayunan tersebut di bawah rumahnya 9kebiasaan rumah orang di desa ini saat itu tinggi-tinggi yang mana tingginya bias mencapai 2 meter. Mainan ayunapan ini merupakan permainan tradisional anak-anak pada masa dahulu. Setelah jatuh dari ayunan tersebut ia menjadi sakit dan sakitnya semakin hari semakin bertambah. Kedua orang tua Kai Utuh Amut ini berusaha menyembuhkannya dengan membawa kepenambaan (orang pintar) yg ada dikampungnya saja serta dengan mencoba memakan obat-obatan tradisional yang mereka ketahui dari orang tua terdahulu, maklum untuk berobat kekota atau keluar daerah mereka tidak mempunyai uang atau dana.
            Semakin hari sakit anaknhya semakin bertambah, sampai-sampai sakitnya tersebut hamper membuatnhya meninggal dunia.
            Demi melihat keadaan sakit anaknya yang demikian parah inilah Datu Kapsan dan Datu Galuh Muning berdoa siang dan malam untuk kesembuhan anaknya. Karena mereka berkeyakinan bahwa hanya kepada ALLAH-lah berserah diri, Tidak ada yang dapat meneymbuhkan penyakit selain Dia.
            Bagaimana parahnya suatu penyakit, kalau ALLAH belum menghendaki kematiannya, maka orang itu akan sembuh. Maka dengan qudrat dan iradat serta inayah dari ALLAH TA’ALA akhirnya Utuh Amut sembuh dari penyakit yang dideritanya.
            Tetapi setelah kesembuhannya terjadi perubahan pada dirinya . sebelum sakitnya ia masih suka berpakaian tetapi setelah sembuh ia tidak mau lagi berpakaian. Kalau disuruh berpakaian ia akan menggelangkan kepalanya dan kalau dipaksa dia akan menangis sambil meronta-ronta. Karena kebiasaanya ia akhirnya diberi gelar Utuh Amut atau orang yang telanjang bulat.
            Setelah kesembuhannya dari penyakit dan kebiasaan barunya yang tidak mau berpakaian, ia suka berjalan kemana saja baik siang maupun malam dan waktu ia berumur sekitar 9 tahun.
            Dalam hal perjalanannya itu Utuh Amut lebih sering berjalan kaki. Namun sesekali ia ikut menumpang kendaraan atau ada orang yang mengajaknya naik kendaraan. Menurut salah seorang cucunya yang masih hidup Utuh Amut saat mau berjalan tidak mau diberi bekal makanan atau minuman dan tidak bias diperkirakan ke mana ia akan berjalan dan kapan ia akan kembali, namun rumah keluarganya tidak pernah menutup pintunya karena Utuh Amut datangnya tidak menentu, terkadang siang, sore, malam bahkan waktu subuh, dan tentang makanan-makanan selalu disiapkan diatas meja maka, sebab walaupun disuruh makan terkadang ia tidak mau makan dan terkadang disaat orang tidak ada yang makannya ia minta makan.
            Melihat keadaan yang demikian Datu Kapsan merasa prihatin melihat kondisi anaknya yang kala itu masih terlalu muda untuk berjalan ketempat yang terlalau jauh dan kadang-kadang sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan baru kembali kerumah. Datu Kapsan berusaha sedapat mungkin untuk melarangnya, bahkan ia pernah melarangnya disertai dengan menyakiti atau memukulnya. Namun semua itu tidak dipedulikan Utuh Amut. Hal ini dilakukan Karen ia mempunyai kemauan yang keras dan kuat. Kebiasaan berjalan-jalan ini dilakukannya hingga tahun 1972.


ASAL MULA TERKENALNYA UTUH AMUT

            Kali pertam terlihat keanehan atau keramat pada Kai Utuh Amut terjadi pada akhir tahun 1971 di Kelayan, Banjarmasin di rumah seorang perempuan tua bergelar Ma Utuh dan disaksikan oleh Ma Utuh sendiri. Pada saat Kai Utuh Amut sudah mau memakai pakaian. Namun ia hanya mau memakai pakaian jika pakaian yang dipakainya berwarna kuning.
            Al-kisah adalah perempuan tua yang yg bergelar Ma Utuh ini mempunyai penyakit yang sudah lama sekali dideritanya, yaitu penyakit abuh (pembesaran perut) atau tumor diperut. Sudah kesana kemari berobat, baik kerumah sakit, dokter (pengobatan modern) ataupun kedukun kampong (pengobatan tradisional), namun penyakitnya tak kunjung sembuh juga. Sedangkan untuk biaya berobat kerumah sakit sudah tidak ukup lagi. Sampai pada suatu saat datang lah Ma Utuh kepada seorang Habib untuk minta Banyu TAwar (9meminta air yang diberi doa) bagi kesembuhan penyakitnya. Setelah sampai dirumah Habib tersebut Ma Utuh menceritakan penyakit yang dideritanay dan minta tolong kepada Sang Habib untuk memberikan banyu tawar (air yg diberi doa) dan mendoakan  bagi kesembuhan penyakitnya. Tak lama kemudian selesailah sang Habib menawar banyu yang diminta Ma Utuh dan memberikan air tersebut kepadanya sambil berpesan :
 Wahai Ma Utuh air ini nanti diminum tiga kali sehari semoga penyakit sampian cepat disembuhkan oleh ALLAH SWT”.
 “Ma Utuh aku berpesan kepadamu nanti apabila sampian ada bertemu atau melihat seseorang yang terlihat aneh atau tidak seperti kebiasaan orang banyak maka ajaklah ke rumah dan beri makan dan minum serta pakaian dan peliharalah ia serta mintadoakan kepada untuk kesembuhan penyakit sampian. Hanya itulah yang dapat aku sampaikankepada sampian, semoga sampian bertemu dengan orang tersebut dan penyakit sampian lekas sembuh.” Ujar Habib menambahkan.
            Sesampainya dirumah terpikir oleh Ma Utuh untuk mencari orang yang disebutkan dan di isyaratkan oleh Habib tadi dan ia berusaha mencari orang tersebut.
            Setelah beberapa hari kemudian saat duduk-duduk di teras rumahnya Ma Utuh melihat seorang laki-laki tua sedang berjalan di depan rumahnya sambik mulutnyha komat-kamit seperti ada yang dibacanya, orang tersebut tidak memakai busana sedikitpun namun kulit orang tersebut terlihat sangAt bersih layaknya orang yang baru mandi. Demi melihat orang n tersebut dengan cepat Ma Utuh berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju orang yang ada di depan rumahnya sambil memanggil: “utuh!... utuh!... utuh!...(panggilan orang hulu sungai kepada laki-laki yang tidak dikenalnya) tunggu aku.”teriak Ma Utuh sambil melambaikan tangannya.
            Mendengar ada yang memanggilnya orang yang bertelanjang itupun berhenti. Kemudian Ma Utuh mengajak orang tersebut ke rumahnya  dan orang itupun mau mengikuti ajakan Ma Utuh . setelah masuk orang itu dianggapnya sebagai tamu, diberi makan, minum dan diberi kamar untuk istirahat, namun anehnya orang itu mau menuruti apa-apa yang diperintahkan Ma Utuh. Setelah seharian berada dirumah Ma Utuh orang yang bertelanjang itu diajak berbicara oleh Ma Utuh. Namun orang tersebut sepertinya aga atau gagu (tuna rungu) kurang lancer dalam berbicara, tetapi ia sangat faham dengan apa yang kita ucapkan kepadanya dan kalu diberi pertanyaan kebanyakan dijawabnya hanya dengan anggukan dan gelengan kepala atau senyum-senyum sambil tertawa-tawa.
            Utuh, aku menderita suatu penyakityang sudah lama ku derita yaitu penyakit abuh (tumor diperut,perut setiap harinya bertambah besar) jadi aki minta tolong kepadamu bagaimana caranya supaya penyakitku ini sembuh.” Kata Ma Utuh seraya memohon dengan sangat.
            Orang yang dihadapannya (Utuh Amut) mendengarkan dengan seksama apa-apa yang dibicarakan oleh Ma Utuh.
            apabila nanti penyakitku ini sembuh maka engkau akan ku angkat menjadi saudaraku dunia akhirat dan engkau akan kubelikan pakaian yang berwarna serba kuning.” Sambung Ma Utuh lagi.
            Mendengarkan perkataan Ma Utuh yang demikian Utuh Amut tersenyum sambil mengangguk-angguk tanda setuju. Kemudian Utuh Amut mendekati Ma Utuh, setelah berhadapan Utuh Amut memejamkan matanya sambil berdoa untuk kesembuhan Ma Utuh. Setelah seleesai berdoa Utuh Amut mengambil nafas dalam-dalam dan meniupkannya kea rah perut Ma utuh , hal ini dilakukannya sebanyak tiga kali berturut-turut. Setelah selesai Utuh Amut mengisyaratkan kepada Ma Utuh untuk tidur kekamarnya. Dan Ma Utuh menuruti apa yang di isyaratkan oleh Utuh Amut seraya berdoa : “mudah-mudahan penyakitku ini segera sembuh.”
            Seperti biasanya Ma Utuh bangun jam empat subuh dan mengambil air wudhu untuk sholat subuh, betapa terkejutnya ia melihat keadaan perutnya, yang mana tadinya besar  bagaikan orang yang sedang hamil tua sekarang sudah kecil seperti sebelum ia menderita penyakit abuh dan tidak merasakan lagi ada sakit ataupun rasa perih di perutnya sebagaimana sebelumnya tak terasa. Tak terasa ia berucap :
Maha suci ALLAH, Segala puji bagi ALLAH dan tidak ada Tuhan selain ALLAH dan ALLAH Maha Besar, yang apabila ia menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah”.
            Kemudian dia bergeggas berwudhu dan melanjutkan shalat subuhnya dan diteruskan dengan doa. Setelah itu dia melakukan sujud syukur sebagai tanda terima kasihnya kepada ALLAH TA’ALA atas kesembuhannya yang telah diberikan-Nya kepadanya dan tak lupa pula ia berterima kasih kepada  Utuh Amut yang telah mendoakan kesembuhannya sambil mendoakan Utuh Amut agar ALLAH memberikan keselamatan dan kesejahteraan di dunia maupun diakhirat kelak.
Kemudian Ma utuh memberi tahu kpd Utuh Amut tentang kesembuhan penyakitnya sambil mengucap[kan terima aksih yg tak terhingga kepadanya . utuh Amut hanya senyum-senyum sambil mengangguk-ngangguk seraya ikut bergembira mndengar ucapan Ma Utuh.
            Setelah menyiapkan makanan ala kadarnya untuk Utuh Amut Ma Utuh pergi kepasar untuk membelikan pakaian kuning untuk Utuh amut sebagaimana Nadzarnya. Sesampainya dipasar Ma Utuh menceritakan  semua yang dialaminya ini kepada semua orang yang  ditemuinya terutama pedagang pakaian dimana ia akan membelikan pakaian itu. Mendengar penuturan Ma utuh  pedagang kain tersebut tidak mau dibayari perihal kain hyang ingin dibeli Ma Utuh. Pedagamng tersebut menyedekahkan pakaian tersebut.
Tak lama setelah kejadian tersebut maka gemparlah penduduk kampong Kelayan itu mendengar kesembuhan Ma Utuh yang didoakan dan ditiupi oleh Utuh Amut yg menjadi tamu. Maka berdatanganlah sebahagian penduduk kampong  ke rumah Ma Utuh untuk minta doa atau minta hajatnya didoakan agar dikabulkan ALLAH TA’ALA kepada Utuh amut, setiap harinya rumah Ma Utuh tidak pernah sepi dari para tamu yang datang baik dari dalam maupun luar kampong kejadian ini berjalan lebih dari 2 bulan (akhir tahun 1971). Begitu cepat berita tersebut terdengar sampai ketelinga keluarganya. Maka keluarganya akan menjenguk untuk memastikan apakah benar Utuh Amut yg diberitakan itu adalah keluarganya sekaligus untuk menjemputnya pulang kekampung halaman. Stelah mengadakan musyawarah keluarga, maka berangkatlah saudara tuanya yaitu Jaah dan cucunya Idup ke Kelayan, Banjarmasin untuk memastikan berita tersebut. Sesampainya dkampung Kelayan mereka menuju rumah Ma Utuh  diantar oleh penduduk kampong yg tahu keberadaanya. Setelah bertemu dgn Utuh Amut saudara dan cucunya bersalaman sambil berpelukan karena rindu setelah sekian lama tidak bertemu. Setelah beberapa hari menginap dirumah Ma Utuh Jaauh minta izin untuk membawa Utuh Amut kekampungnyadan tak lupa mengucapkanterima kasih karena telah memelihara saudaranya Utuh Amut dalam beberapa bulan terakhir. Ma Utuh pun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan Utuh Amut dalam mendoakan kesembuhannya serta mendoakan Utuh Amut agar diberikan balasan berlipat ganda oleh ALLAH SWT.
Mak pulanglah Utuh Amut bersama kakak dan cucunya menumpang kapal motor cinta sempurna menuju desa sungai Durait Babirik. Saat kepulangan inilah hamper seluruh warga penduduk kampong Kelayan berduyun-duyun datang kerumah Ma Utuh untuk melepas kepergian Utuh Amut dengan melambaikan tangan sambil berlinang air matasebagian penduduk kampong terutama Ma Utuh yang tak kuasa menahan tangisnya mengantarkan kepergian Utuh Amut dan keluarganya ketika mereka sudah menaiki kopal motor tersebut seraya berdoa “semoga kalian selamat sampai tujuan”. Utuh Amut dan keluarganya pun melambaikan tanan seraya berucap “selamat tinggal. Semoga kita bertemu kembali”.
Beberapa hari kemudian sampailah Utuh Amut beserta keluarganya dirumahnya desa Sungai Durait babirik yaitu sekitar awal tahun 1972. Dan sejak saat kedatangannya itu Utuh Amut tidak pernah lagi berjalan ataupun berkelana keluar kampungnya sebagaimana kebiasananya dahulu. Namun setiap harinya tidak henti-hentinya orang datang kerumahnya untuk minta doakan ataupun berbagai hajat lainnya baik dari sekitar kampungnya ataupun dari luar kampungnnya dan dari luar daerah Kalimantan Selatan seperti Palangkaraya, Sampit, Kapuas, Samarinda, Muara Teweh dan daerah-daerah lainnya.
Dan adapun yang penulis tulis kali ini adalah keramat Utuh Amut lainnya seperti :
1.      Saat Utuh Amut dalam kandungan pernah ibunya menemui keanehan, yaitu pada saat ibunya berjalan kerumah tetangga untuk suatu keperluan. Pada saat perjalanan pulang kembalinya kerumah hujan turun dengan lebatnya disertai angin sangat kencang, namun saat itu air hujan tidak mengenai tubuh ibunya sampai ibunya masuk kerumah. Padahal jarak dari saat kehujanan sampai kerumahnya sekitar 300-400 meter

2.      Pada saat disunat/khitan ia tidak mersa sakit. Bahkan ketika selesai disunat ia langsung bermain air dgn bermandi-mandian disekitar rumahnya yang terletak ditengah sawah.

3.      Pada tahun 1965  ketika ia berjalan disekitar kampung  ia digigit ular dikaki kanannya, namun gigitan tersebut tidak membahayakannya. Hanya dengan mengobati disertai olesan kucur kinang gigitan ular berbisa tersebut menjadi tawar dan baik kembali. Ular berbisa tersebut ditangkap dan dilepaskannya kesungai.

4.      Tersebut cerita pada masa penjajahan belanda pada saat itu musim kemarau, ada sebuah mobil belanda yang ingin lewat menyebrang diatas jembatan sungai durait, namun ketika baru sampai kurang lebih 2 meter diatas jembatan mesin mobil tersebut mati seketika dan tidak mau hidup, setelah dicoba diperbaiki dan dihidupkan kembali mobil tersebut tetap tidak mau hidup padahal mobil tersebut  sepertinya tidak ada kerusakan. Kemudian ada salah seorang penumpang yang melihat kebawah jembatan ternyata ada seseorang yang sedang tidur dengan pulas.. kemudian mereka memberitahu hal tersebut kepada teman yang lainnya. Maka mereka turun untuk memeriksa kebawah jembatan ternyata yang tidur tersebut adalah Kai Utuh Amut. Kemudian mereka mencoba membangunkannya dan Kai Utuh Amut pun bangun. Setelah itu mereka mencoba menghidupkan mesin mobil mereka lagi dan ternyata dapat dihidupkan serta dapat melewati jembatan tersebut untuk meneruskan perjalanan.

5.      Pedagang yang jika barang dagangannya diminta oleh Kai Utuh Amut dikasihkan kepadanya, barang dagangannya akan cepat laku,sebaliknya barang dagangan yang dimintanya tidak diberi maka dagangannya hamper tidak mau laku.
 
Mungkin hanya itu saja yang penulis dapat tulis dari salinan buku MANAQIB UTUH AMUT kali ini, apabila ada salah khilaf mohon dimaafkan dan kalau ada ketidak puasan dari pembaca atau ada yang ingin ditanyakan atau meminta postingan kisah-kisah para Wali Insya ALLAH penulis akan carikan.Terima kasih sudah mau singgah di blog kami,semoga bermanfaat dan memotivasi kita dalam beribadah kepada ALLAH.sekali lagi kami ucapkan TERIMA KASIH

Minggu, 02 Desember 2012

Syekh Saman Al-Madani




Nama beliau adalah Gauts Zaman al-Waly Qutbil Akwan Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani keturunan Sayyidina Hasan bin Sayyidina Ali dengan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Sayyidina Rasulullah Saw.
Lahir di Kota Madinah pada tahun 1132 H / bertepatan tahun 1718 M.
Wafat pada hari Rabu 2 Zulhijjah tahun 1189 H, di makamkan di Baqi’.
Beliau adalah ulama besar dan wali agung berdarah AHLUL BAIT NABI beraqidah ahlussunnah wal jamaah dengan Asy’ari dalam bidang teologi atau aqidah, dan Syafii mazhab fiqih furu’ ibadatnya, dan Junaid al-Baghdadi dalam tasawufnya.
Beliau r.a tinggal di Madinah menempati rumah yang pernah ditinggali Khalifah pertama, yakni Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a (seorang Shiddiq yang paling agung yang tiada bandingnya, kecuali para Anbiya wal mursalin).
Guru mursyid Beliau adalah Sayyidina Syekh Mustafa Bakri, seorang wali agung dari Syiria, dari pihak ayah keturunan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a dari pihak ibu keturunan Syayidina Husin Sibthi Rasulullah Saw.
Pangkat kewalian beliau adalah seorang Pamungkas para wali, yakni Gauts Zaman, dan wali Qutb Akwan, yakni kewalian yg hanya bisa dicapai oleh para sadah yang dalam tiap periode 200 tahun sekali. Dan beliau adalah Khalifah Rasulullah pada zamannya.
(syahdan) adalah nama beliau sayyidi syekh samman itu dari pada lauhil mahfuz dan setengah dari pada WAZAN MAHDI menyebut kan yang demekian itu di dalam kitab THABAQAT bagi sayyid ahmad as-syarnubi,maka lihat lah di dalam THABAQAT nya itu
ADALAH TA’BIAT sayyidi syekh samman RA, kasih sayang kepada orang yang thalibul ilmu dan kepada orang yang sholih ,dan kepada orang tang faqir dan miskin dan lagi pula suka berkhidmah kepada orang yang ziarah ke maQam rasulullah dari pada orang yang ‘alim dan orang yang sholih dari pada orang awam dan khawwas
Tabi’at SAYYIDI SYEKH SAMMAN selagi kecil hingga pada had mursyid’x : adalah beliau sangat memulia kan ke dua orang tua beliau ,lagi pula mengekal kan musyahadatuwujud dan muraqabah dan ‘ibadah hingga beliau meninggal kan dari pada adat dan melawani hawa nafsu beliau hingga dari pada yang halal sekali pun ,dan tida lah beliau tidur kecuali sedikit jua ,dan apabila di beri bantal oleh orang tua beliau maka keluh kesah lah beliau seperti orang yang sakit,dan apabila sampai pada waktu syahur beliau bangun dan membaca ratib syahur lalu sembahyang subuh berjama’ah dengan orang banyak lalu membaca ratib subuh hingga terbit matahari , dan ap[abila terbit matahari maka bangkit lah beliau untuk sholat sunat isyraq dua raka’at, dan apabila naik matahari seperempat maka bangkit lah beliau untuk sholat dhuha ,dan lagi pula adalah beliau membanyak kan puasa sunnat dan riyadhah dan menjauh kan dari bersedap dari lezat nya dunia sampai dari pada yang halal sekali pun ,dan adalah hal ihwal ini adalah hal jeada’an beliau semasa kecil beliau yakni sebelum balig nya , pada masa itulah beliau di suruh orang tua nya masuk ke dalam shiwan(tempat makan) untuk di beri makan makanan ,mana kala selesai makan di lihat oleh orang tua nya tempat ia makan se’olah” tak di makan beliau ,dan pergi lah orang tuanya kepada guru mengaji al-qur’an semasa kecil nya untuk menghabar kan hal ihwal anak nya ,maka di jawab oleh guru nya jangan lah engkau takut akan anak mu itu , tidak syak lagi bahwa ia adalah aulia allah da tidak khilaf lagi antara ulama,dan adalah sayyidi syekh samman apabila melihat orang tua nya memakai pakayan yang indah” atau memakai pakaya yang di larang syara’ maka di kata kan kepada nya wahai orang tua ku tidak lah suka tuhan kita kepada orang yang bersuka” di dalam dunia ini ,demikian lah hal ihwal masa kecil beliau
(syahdan)
adalah sayyidi syekh samman al-madani selalu dalam zdikir siang dan malam dan suka ber’ujlah (bersunyi dari manusia)dan masuk khalwat ,dan melajim kan ziarah ke baqi’ yakni pekuburan para istri” rasulullah ,di madinaturrasul ,
DAN ADALAH HAL IHWAL NYA SAYYIDI SYEKH SAMMAN AL-MADANI pada masa bidayah nya yakni masa awal permula’an dia menjalani akan jalan tasauf beliau berpakaian dengan pakaian yang indah” kemudian datang sayyidi syekh sayyid abdul qadir al-jailani membawa baju jubah putih padahal adalah sayyidi syekh samman dalam kamar khalwat beliau dan memakai lah akan baju jubah itu sampai sekarang,dan adalah beliau sa’at itu menyembunyikan ilmu dan amal beliau hingga datang hadhdharurrasul memerintah kan untuk menzahir kan nya ,maka zhahir lah lebih zhahir dari matahari di tengah hari,dan berdatangan lah orang” untuk mengambi bai’at thariqat kepada beliau
SETENGAH PERKATA’AN SAYYIDI SYEKH SAMMAN AL-MADANI:
-barang siapa membaca ” allahummagfir li ummati sayyidina muhammad,allahummarham ummata sayyidina muhammad ,allahummastur ummata sayyidina muhammad ,allahummajbur ummata sayyidina muhammad ” 4 kali sesuda sholat subuh sebelum berkata” urusan dunia hal nya dia istiqamah adalah dia menempati martabat fadilah qutub
-barang siapa mengambil tariqat kepada ku dan mengamal kan nya niscaya pasti ia akan mendapat kan rasa majzub di dalam dunia (di ambil oleh allah aqal nya yang basyari’ah diganti dengan aqal yang bersifat rabbaniyah) yakni diambil oleh allah akan rasa punya wujud dan sifat dan af’al di ganti dengan rasa ‘adam mahdhah adam semata” yakni tiada punya wujud ,sifat dan af’al melayin kan hanya allah SWT yang punya wujud haqiqi,minimal sa’at sakaratul maut’ nya
-adalah perkata’an ku ini seperti perkata’an sayyidi syekh abdul qadir al-jailani “barang siapa yang menyeru akan aku ya samman 3 kali hal keada’an nya mendapat kesusahan ,niscaya datang aku menolongnya
Semula, ia belajar Tarekat Khalwatiyyah di Damaskus. Lama-kelamaan, ia mulai membuka pengajian yang berisi teknik zikir, wirid, dan ajaran tasawuf lainnya. Ia menyusun cara pendekatan diri dengan Allah SWT yang akhirnya disebut sebagai Tarekat Sammaniyah. Sehingga, ada yang mengatakan bahwa Tarekat Sammaniyah adalah cabang dari Khalwatiyyah.
Demi memperoleh ilmu pengetahuan, ia rela menghabiskan usianya dengan melakukan berbagai perjalanan. Beberapa negeri yang pernah ia singgahi untuk menimba ilmu di antaranya adalah Iran, Syam, Hijaz, dan Transoxiana (wilayah Asia Tengah saat ini). Karyanya yang paling terkenal adalah kitab Allnsab. Ia juga mengarang buku-buku lain, seperti Mujamu al-Masyayikh, Tazyilul Tarikh Baghdad, dan Tarikh Marv.
Kemuliaan
Syekh Muhammad Samman dikenal sebagai tokoh tarekat yang memiliki banyak karamah. Baik kitab Manaqib Syaikh al-Waliy al-Syahir Muhammad Saman maupun Hikayat Syekh Muhammad Saman, keduanya mengungkapkan sosok Syekh Samman.
Karamah sayyidi syekh samman teramat banyak dan sebagian karamah Sayyidi Syekh Samman yang diriwayatkan Mufriin bin Abdul Mu’in dengan katanya : ketika aku berlayar ke negeri Hijaz manakala aku sampai di tepi laut ku lihat mega hitam pekat dan datang angin topan yang kencang hingga kapal ku hampir tenggelam maka aku sangat takut , lalu aku berteriak sehabis-habis suara “yaa Samman” 3 kali ya mahdali” maka tiba” ada dua orang yang datang dan memegang kedua sisi kapal ku dan reda lah angin tupan itu serta sampai lah aku ke negri hijaz dengan selamat
Sebagaimana guru-guru besar tasawuf, Syekh Muhammad Samman terkenal akan kesalehan, kezuhudan, dan kekeramatannya. Konon, ia memiliki karamah yang sangat luar biasa. “Ketika kaki diikat sewaktu di penjara, aku melihat Syekh Muhammad Samman berdiri di depanku dan marah. Ketika kupandang wajahnya, tersungkurlah aku dan pingsan. Setelah siuman, kulihat rantai yang melilitku telah terputus,” kata Abdullah al-Basri. Padahal, kata seorang muridnya, ketika itu Syekh Samman berada di kediamannya sendiri.
Adapun perihal awal kegiatan Syekh Muhammad Samman dalam tarekat dan hakikat, menurut Kitab Manaqib. diperolehnya sejak bertemu dengan Syekh Abdul Qadir Jailani.
Suatu ketika, Syekh Muhammad Samman berkhalwat (menyendiri) di suatu tempat dengan memakai pakaian yang indah-indah. Pada waktu itu. datang Syekh Abdul Qadir Jailani yang membawakan pakaian jubah putih. “Ini pakaian yang cocok untukmu.” Ia kemudian memerintahkan Syekh Muhammad Samman agar melepas pakaiannya dan mengenakan jubah putih yang dibawanya. Konon, Syekh Muhammad Samman menutup-nutupi ilmunya sampai datanglah perintah dari Rasulullah SAW untuk menyebarkannya kepada penduduk Kota Madinah.
Adalah sesorang untuk mendapatkan fadhilah satu karomah Aulia Allah hendaklah ia yaqin bahwa orang itu benar-benar Aulia Allah dan tidak syak atau keragu-raguan sama sekali dan jangan memungkirinya walaupun keadaan wali tersebut menyalahi syara’
Dan Sayyidi Syekh Samman meninggal dunia pada hari rabu 2 zdulhijjah tahun 1189 H, dan dimaqamkan di baqi’ berdekatan dengan kubur para istri-istri Baginda Rasulullah
Beliau banyak memiliki karomah yang tidak bisa dihitung banyaknya, bahkan sampai saat inipun karamah itu terus ada.
Karamah agung beliau adalah pangkat kewaliannya yang begitu agung. Beliau mendapat haq memberi syafaat 70.000 umat manusia masuk syurga tanpa hisab.
Murid-murid beliau dr Indonesia : Qutb Zaman Syekh muhammad Arsyad al-Banjari, Qutb Maktum Syekh Abul Abbas Ahmad at-Tijani (pendiri tarekat Tijani), al-Qutb Syekh Abdussamad al-Palimbani, al-Qutb Syekh Abdul Wahab Bugis (menantu Syekh Arsyad al-Banjari), al-Qutb Syekh Abdurrahman al-Batawi (kakek Mufti betawi dari pihak ibu Habib utsman betawi), al-Qutb Syekh dawud al-Fathani, dan lain-lain.
Dan diantara keagungan dan kemuliaan beliau yg amat banyak, diantaranya : SEMUA MURID BELIAU YANG JUMLAHNYA RIBUAN MENEMPATI MAQAM QUTB.
Beliau menempati kemulyaan karena beliau berada pada jalan Rasulullah dan para sahabatnya, yakni AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH.

Syekh Muhammad Bahauddin An Naqsabandiy RA

Syekh Muhammad Bahauddin An Naqsabandiy Ra. Adalah seorang Wali Qutub yang masyhur hidup pada tahun 717-791 H di desa Qoshrul ‘Arifan, Bukhara , Rusia. Beliau adalah pendiri Thoriqoh Naqsyabandiyah sebuah thoriqoh yang sangat terkenal dengan pengikut sampai jutaan jama’ah dan tersebar sampai ke Indonesia hingga saat ini.

Syekh Muhammmad Baba as Samasiy adalah guru pertama kali dari Syekh Muhammad Bahauddin Ra. yang telah mengetahui sebelumnya tentang akan lahirnya seseorang yang akan menjadi orang besar, yang mulia dan agung baik disisi Allah Swt. maupun dihadapan sesama manusia di desa Qoshrul Arifan yang tidak lain adalah Syekh Bahauddin.
Di dalam asuhan, didikan dan gemblengan dari Syekh Muhammad Baba inilah Syekh Muhammad Bahauddin mencapai keberhasilan di dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. sampai Syekh Muhammad Baba menganugerahinya sebuah “kopiah wasiat al Azizan” yang membuat cita-citanya untuk lebih dekat dan wusul kepada Allah Swt. semakin meningkat dan bertambah kuat. Hingga pada suatu saat, Syekh Muhammad Bahauddin Ra. melaksanakan sholat lail di Masjid. Dalam salah satu sujudnya hati beliau bergetar dengan getaran yang sangat menyejukkan sampai terasa hadir dihadapan Allah (tadhoru’). Saat itu beliau berdo’a, “Ya Allah berilah aku kekuatan untuk menerima bala’ dan cobaanya mahabbbah (cinta kepada Allah)”.

Setelah subuh, Syekh Muhammad Baba yang memang seorang waliyullah yang kasyaf (mengetahui yang ghoib dan yang akan terjadi) berkata kepada Syekh Bahauddin, “Sebaiknya kamu dalam berdo’a begini, “Ya Allah berilah aku apa saja yang Engkau ridloi”. Karena Allah tidak ridlo jika hamba-Nya terkena bala’ dan kalau memberi cobaan, maka juga memberi kekuatan dan memberikan kepahaman terhadap hikmahnya”. Sejak saat itu Syekh Bahauddin seringkali berdo’a sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Syekh Muhammad baba.

Untuk lebih berhasil dalam pendekatan diri kepada Sang Kholiq, Syekh Bahauddin seringkali berkholwat menyepikan hatinya dari keramaian dan kesibukan dunia. Ketika beliau berkholwat dengan beberapa sahabatnya, waktu itu ada keinginan yang cukup kuat dalam diri Syekh Bahauddin untuk bercakap-cakap. Saat itulah secara tiba-tiba ada suara yang tertuju pada beliau, “He, sekarang kamu sudah waktunya untuk berpaling dari sesuatu selain Aku (Allah)”. Setelah mendengar suara tersebut, hati Syekh Bahauddin langsung bergetar dengan kencangnya, tubuhnya menggigil, perasaannya tidak menentu hingga beliau berjalan kesana kemari seperti orang bingung. Setelah merasa cukup tenang, Syekh Bahauddin menyiram tubuhnya lalu wudlu dan mengerjakan sholat sunah dua rokaat. Dalam sholat inilah beliau merasakan kekhusukan yang luar biasa, seolah-olah beliau berkomunikasi langsung dengan Allah Swt.

Saat Syekh Bahauddin mengalami jadzab1 yang pertama kali beliau mendengar suara, “Mengapa kamu menjalankan thoriq yang seperti itu ? “Biar tercapai tujuanku’, jawab Syekh Muhammad Bahauddin. Terdengar lagi suara, “Jika demikian maka semua perintah-Ku harus dijalankan. Syekh Muhammad Bahauddin berkata “Ya Allah, aku akan melaksanakan semampuku dan ternyata sampai 15 hari lamanya beliau masih merasa keberatan. Terus terdengar lagi suara, “Ya sudah, sekarang apa yang ingin kamu tuju ? Syekh Bahauddin menjawab, “Aku ingin thoriqoh yang setiap orang bisa menjalankan dan bisa mudah wushul ilallah”.

Hingga pada suatu malam saat berziarah di makam Syekh Muhammad Wasi’, beliau melihat lampunya kurang terang padahal minyaknya masih banyak dan sumbunya juga masih panjang. Tak lama kemudian ada isyarat untuk pindah berziarah ke makam Syekh Ahmad al Ahfar Buli, tetapi disini lampunya juga seperti tadi. Terus Syekh Bahauddin diajak oleh dua orang ke makam Syekh Muzdakhin, disini lampunya juga sama seperti tadi, sampai tak terasa hati Syekh Bahauddin berkata, “Isyarat apakah ini ?”
Kemudian Syekh Bahauddin, duduk menghadap kiblat sambil bertawajuh dan tanpa sadar beliau melihat pagar tembok terkuak secara perlahan-lahan, mulailah terlihat sebuah kursi yang cukup tinggi sedang diduduki oleh seseorang yang sangat berwibawa dimana wajahnya terpancar nur yang berkilau. Disamping kanan dan kirinya terdapat beberapa jamaah termasuk guru beliau yang telah wafat, Syekh Muhammad Baba.

Salah satu dari mereka berkata, “Orang mulia ini adalah Syekh Muhammad Abdul Kholiq al Ghojdawaniy dan yang lain adalah kholifahnya. Lalu ada yang menunjuk, ini Syekh Ahmad Shodiq, Syekh Auliya’ Kabir, ini Syekh Mahmud al Anjir dan ini Syekh Muhammad Baba yang ketika kamu hidup telah menjadi gurumu. Kemudian Syekh Muhammad Abdul Kholiq al Ghojdawaniy memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dialami Syekh Muhammad Bahauddin, “Sesunguhnya lampu yang kamu lihat tadi merupakan perlambang bahwa keadaanmu itu sebetulnya terlihat kuat untuk menerima thoriqoh ini, akan tetapi masih membutuhkan dan harus menambah kesungguhan sehingga betul-betul siap.

Untuk itu kamu harus betul-betul menjalankan 3 perkara :
Istiqomah mengukuhkan syariat.
Beramar Ma’ruf Nahi mungkar.
Menetapi azimah (kesungguhan) dengan arti menjalankan agama dengan mantap tanpa memilih yang ringan-ringan apalagi yang bid’ah dan berpedoman pada perilaku Rasulullah Saw. dan para sahabat Ra.

Kemudian untuk membuktikan kebenaran pertemuan kasyaf ini, besok pagi berangkatlah kamu untuk sowan ke Syekh Maulana Syamsudin al An-Yakutiy, di sana nanti haturkanlah kejadian pertemuan ini. Kemudian besoknya lagi, berangkatlah lagi ke Sayyid Amir Kilal di desa Nasaf dan bawalah kopiah wasiat al Azizan dan letakkanlah dihadapan beliau dan kamu tidak perlu berkata apa-apa, nanti beliau sudah tahu sendiri”.

Syekh Bahauddin setelah bertemu dengan Sayyid Amir Kilal segera meletakkan “kopiah wasiat al Azizan” pemberian dari gurunya. Saat melihat kopiah wasiat al Azizan, Sayyid Amir Kilal mengetahui bahwa orang yang ada didepannya adalah syekh Bahauddin yang telah diwasiatkan oleh Syekh Muhammad Baba sebelum wafat untuk meneruskan mendidiknya.

Syekh Bahauddiin di didik pertama kali oleh Sayyid Amir Kilal dengan kholwat selama sepuluh hari, selanjutnya dzikir nafi itsbat dengan sirri. Setelah semua dijalankan dengan kesungguhan dan berhasil, kemudian beliau disuruh memantapkannnya lagi dengan tambahan pelajaran beberapa ilmu seperti, ilmu syariat, hadist-hadist dan akhlaqnya Rasulullah Saw. dan para sahabat. Setelah semua perintah dari Syekh Abdul Kholiq di dalam alam kasyaf itu benar–benar dijalankan dengan kesungguhan oleh Syekh Bahauddin mulai jelas itu adalah hal yang nyata dan semua sukses bahkan beliau mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Jadi toriqoh An Naqsyabandiy itu jalur ke atas dari Syekh Muhammad Abdul Kholiq al Ghojdawaniy ke atasnya lagi dari Syekh Yusuf al Hamadaniy seorang Wali Qutub masyhur sebelum Syekh Abdul Qodir al Jailaniy. Syekh Yusuf al Hamadaniy ini kalau berkata mati kepada seseorang maka mati seketika, berkata hidup ya langsung hidup kembali, lalu naiknya lagi melalui Syekh Abu Yazid al Busthomi naik sampai sahabat Abu Bakar Shiddiq Ra. Adapun dzikir sirri itu asalnya dari Syekh Muhammad Abdul Kholiq al ghojdawaniy yang mengaji tafsir di hadapan Syekh Sodruddin. Pada saat sampai ayat, “Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan cara tadhorru’ dan menyamarkan diri”...

Lalu beliau berkata bagaimana haqiqatnya dzikir khofiy /dzikir sirri dan kaifiyahnya itu ? jawab sang guru : o, itu ilmu laduni dan insya Allah kamu akan diajari dzikir khofiy. Akhirnya yang memberi pelajaran langsung adalah nabi Khidhir as.
Pada suatu hari Syekh Muhammad Bahauddin Ra. bersama salah seorang sahabat karib yang bernama Muhammad Zahid pergi ke Padang pasir dengan membawa cangkul. Kemudian ada hal yang mengharuskannya untuk membuang cangkul tersebut. Lalu berbicara tentang ma’rifat sampai datang dalam pembicaraan tentang ubudiyah “Lha kalau sekarang pembicaraan kita sampai begini kan berarti sudah sampai derajat yang kalau mengatakan kepada teman, matilah, maka akan mati seketika”. Lalu tanpa sengaja Syekh Muhammad Bahauddin berkata kepada Muhammad Zahid, “matilah kamu!, Seketika itu Muhammad Zahid mati dari pagi sampai waktu dhuhur.

Melihat hal tersebut Syekh Muhammad Bahauddin Ra. menjadi kebingungan, apalagi melihat mayat temannya yang telah berubah terkena panasnya matahari. Tiba-tiba ada ilham “He, Muhammad, berkatalah ahyi (hiduplah kamu). Kemudian Syekh Muhammad Bahauddin Ra. berkata ahyi sebanyak 3 kali, saat itulah terlihat mayat Muhammad Zahid mulai bergerak sedikit demi sedikit hingga kembali seperti semula. Ini adalah pengalaman pertama kali Syekh Muhammad Bahauddin Ra. dan yang menunjukkan bahwa beliau adalah seorang Wali yang sangat mustajab do’anya.

Syekh Tajuddin salah satu santri Syekh Muhammad Bahauddin Ra berkata, “Ketika aku disuruh guruku, dari Qoshrul ‘Arifan menuju Bukhara yang jaraknya hanya satu pos aku jalankan dengan sangat cepat, karena aku berjalan sambil terbang di udara. Suatu ketika saat aku terbang ke Bukhara , dalam perjalanan terbang tersebut aku bertemu dengan guruku. Semenjak itu kekuatanku untuk terbang di cabut oleh Syekh Muhammad Bahauddin Ra, dan seketika itu aku tidak bisa terbang sampai saat ini”.

Berkata Afif ad Dikaroniy, “Pada suatu hari aku berziarah ke Syekh Muhammad Bahauddin Ra. Lalu ada orang yang menjelek-jelekkan beliau. Aku peringatkan, kamu jangan berkata jelek terhadap Syekh Muhammad Bahauddin Ra. dan jangan kurang tata kramanya kepada kekasih Allah. Dia tidak mau tunduk dengan peringatanku, lalu seketika itu ada serangga datang dan menyengat dia terus menerus. Dia meratap kesakitan lalu bertaubat, kemudian sembuh dengan seketika. Demikian kisah keramatnya Syekh Muhammad Bahauddin Ra. Rodiyallah ‘anhu wa a’aada a‘lainaa min barokaatihi wa anwaarihi wa asroorihii wa ‘uluumihii wa akhlaaqihi allahuma amiin.