Garis
keturunan
Burhan bin Aran
menmceritakan suatu kisah yang diperolehnya dari seorang saksi sejarah yang
kini masih hidup. Yang bernama sanah yang juga merupakan neneknya.
Dahulu di desa Hambuku ilir hidup sepasang suami
istri yang amat rukun dan damai. Sanb suami bernama Datu Kapsan dan istrinya
Datu Galuh Muning. Sdebagaimana kebanyakan penduduk desa saat itu kebanyakan
bekerja sebagai nelayan di sungai atau danau yang ada disekitar desa mereka.
Sebagian lagi mata pencaharian penduduk adalah bertani dan berkebun
Datu
Kapsan adalah salah satu dari penduduk desa itu yang mempunyai mata pencaharian
sebagai nelayan. Hasil dari tangkapan ikan yang ia dapatkan beliau bawa atau
jual sendiri ke daerah lain. Terkadang ke Negara, Amuntai, Kalua dan daerah
lainnya. Adapun istri beliau Datu Galuh Muning tatkala sang suami pergi,
membantu mencari ikan di sekitar rumah saja.
Beberapa
tahun kemudian dari hasil perkawinan mereka berdua lahirlah empat orang anak
yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga orang laki-laki
1. Anak
pertama seorang perempuan bernama Jaah (wafat tahun 1994, umur 100 tahun lebih)
2. Anak
kedua seorang laki-laki bernama Rahmat yang akhirnya dikenal dengan sebutan
UTUH AMUT .beliau tidak beristri hingga akhir hayat.
3. Anak
ketiga bernama Andar (wafat pada waktu berumur 80 tahun)
4. Anak
keempat seorang lelaki bernama Kai Ira ( wafat pada saat berumur 75 tahun)
RAHMAT
YANG DIKENAL DNGAN SEBUTAN
UTUH AMUT
Kai
Rahmat atau yang lebih dikenal dengan gelar Utuh Amut yang merupakan anak kedua
dari pasangan suami istri Datu Kapsan dan Datu Galuh Muning. Menurut cerita
yang disampaikan nenek Sanah kepada Burhan bin Aran bahwa Kai Utuh Amut di
waktu kecilnya pada usia sekitar tujuh atau delapan tahun masih berpakaian
lengkap seperti anak kecil lainnya. Teapi ketika dia mendapat musibah atau
kecelakaan yang menimpanya yaitu jatuh dari ayunan yang disebut ayunapan
(ayunan yang terbuat dari papan). Yang mana ia bermain ayunan tersebut di bawah
rumahnya 9kebiasaan rumah orang di desa ini saat itu tinggi-tinggi yang mana
tingginya bias mencapai 2 meter. Mainan ayunapan ini merupakan permainan
tradisional anak-anak pada masa dahulu. Setelah jatuh dari ayunan tersebut ia
menjadi sakit dan sakitnya semakin hari semakin bertambah. Kedua orang tua Kai
Utuh Amut ini berusaha menyembuhkannya dengan membawa kepenambaan (orang
pintar) yg ada dikampungnya saja serta dengan mencoba memakan obat-obatan
tradisional yang mereka ketahui dari orang tua terdahulu, maklum untuk berobat
kekota atau keluar daerah mereka tidak mempunyai uang atau dana.
Semakin
hari sakit anaknhya semakin bertambah, sampai-sampai sakitnya tersebut hamper
membuatnhya meninggal dunia.
Demi
melihat keadaan sakit anaknya yang demikian parah inilah Datu Kapsan dan Datu
Galuh Muning berdoa siang dan malam untuk kesembuhan anaknya. Karena mereka
berkeyakinan bahwa hanya kepada ALLAH-lah berserah diri, Tidak ada yang dapat
meneymbuhkan penyakit selain Dia.
Bagaimana
parahnya suatu penyakit, kalau ALLAH belum menghendaki kematiannya, maka orang
itu akan sembuh. Maka dengan qudrat dan iradat serta inayah dari ALLAH TA’ALA
akhirnya Utuh Amut sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Tetapi
setelah kesembuhannya terjadi perubahan pada dirinya . sebelum sakitnya ia
masih suka berpakaian tetapi setelah sembuh ia tidak mau lagi berpakaian. Kalau
disuruh berpakaian ia akan menggelangkan kepalanya dan kalau dipaksa dia akan
menangis sambil meronta-ronta. Karena kebiasaanya ia akhirnya diberi gelar Utuh
Amut atau orang yang telanjang bulat.
Setelah
kesembuhannya dari penyakit dan kebiasaan barunya yang tidak mau berpakaian, ia
suka berjalan kemana saja baik siang maupun malam dan waktu ia berumur sekitar
9 tahun.
Dalam
hal perjalanannya itu Utuh Amut lebih sering berjalan kaki. Namun sesekali ia
ikut menumpang kendaraan atau ada orang yang mengajaknya naik kendaraan.
Menurut salah seorang cucunya yang masih hidup Utuh Amut saat mau berjalan
tidak mau diberi bekal makanan atau minuman dan tidak bias diperkirakan ke mana
ia akan berjalan dan kapan ia akan kembali, namun rumah keluarganya tidak
pernah menutup pintunya karena Utuh Amut datangnya tidak menentu, terkadang
siang, sore, malam bahkan waktu subuh, dan tentang makanan-makanan selalu
disiapkan diatas meja maka, sebab walaupun disuruh makan terkadang ia tidak mau
makan dan terkadang disaat orang tidak ada yang makannya ia minta makan.
Melihat
keadaan yang demikian Datu Kapsan merasa prihatin melihat kondisi anaknya yang
kala itu masih terlalu muda untuk berjalan ketempat yang terlalau jauh dan
kadang-kadang sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan baru kembali
kerumah. Datu Kapsan berusaha sedapat mungkin untuk melarangnya, bahkan ia
pernah melarangnya disertai dengan menyakiti atau memukulnya. Namun semua itu
tidak dipedulikan Utuh Amut. Hal ini dilakukan Karen ia mempunyai kemauan yang
keras dan kuat. Kebiasaan berjalan-jalan ini dilakukannya hingga tahun 1972.
ASAL
MULA TERKENALNYA UTUH AMUT
Kali pertam terlihat keanehan atau
keramat pada Kai Utuh Amut terjadi pada akhir tahun 1971 di Kelayan, Banjarmasin
di rumah seorang perempuan tua bergelar Ma Utuh dan disaksikan oleh Ma Utuh
sendiri. Pada saat Kai Utuh Amut sudah mau memakai pakaian. Namun ia hanya mau
memakai pakaian jika pakaian yang dipakainya berwarna kuning.
Al-kisah
adalah perempuan tua yang yg bergelar Ma Utuh ini mempunyai penyakit yang sudah
lama sekali dideritanya, yaitu penyakit abuh (pembesaran perut) atau tumor
diperut. Sudah kesana kemari berobat, baik kerumah sakit, dokter (pengobatan
modern) ataupun kedukun kampong (pengobatan tradisional), namun penyakitnya tak
kunjung sembuh juga. Sedangkan untuk biaya berobat kerumah sakit sudah tidak
ukup lagi. Sampai pada suatu saat datang lah Ma Utuh kepada seorang Habib untuk
minta Banyu TAwar (9meminta air yang diberi doa) bagi kesembuhan penyakitnya.
Setelah sampai dirumah Habib tersebut Ma Utuh menceritakan penyakit yang
dideritanay dan minta tolong kepada Sang Habib untuk memberikan banyu tawar
(air yg diberi doa) dan mendoakan bagi
kesembuhan penyakitnya. Tak lama kemudian selesailah sang Habib menawar banyu
yang diminta Ma Utuh dan memberikan air tersebut kepadanya sambil berpesan :
“Wahai Ma Utuh air ini nanti diminum tiga
kali sehari semoga penyakit sampian cepat disembuhkan oleh ALLAH SWT”.
“Ma Utuh aku berpesan kepadamu nanti apabila
sampian ada bertemu atau melihat seseorang yang terlihat aneh atau tidak
seperti kebiasaan orang banyak maka ajaklah ke rumah dan beri makan dan minum
serta pakaian dan peliharalah ia serta mintadoakan kepada untuk kesembuhan
penyakit sampian. Hanya itulah yang dapat aku sampaikankepada sampian, semoga
sampian bertemu dengan orang tersebut dan penyakit sampian lekas sembuh.”
Ujar Habib menambahkan.
Sesampainya
dirumah terpikir oleh Ma Utuh untuk mencari orang yang disebutkan dan di
isyaratkan oleh Habib tadi dan ia berusaha mencari orang tersebut.
Setelah
beberapa hari kemudian saat duduk-duduk di teras rumahnya Ma Utuh melihat
seorang laki-laki tua sedang berjalan di depan rumahnya sambik mulutnyha
komat-kamit seperti ada yang dibacanya, orang tersebut tidak memakai busana
sedikitpun namun kulit orang tersebut terlihat sangAt bersih layaknya orang
yang baru mandi. Demi melihat orang n tersebut dengan cepat Ma Utuh berdiri
dari tempat duduknya dan berjalan menuju orang yang ada di depan rumahnya
sambil memanggil: “utuh!... utuh!... utuh!...(panggilan
orang hulu sungai kepada laki-laki yang tidak dikenalnya) tunggu aku.”teriak
Ma Utuh sambil melambaikan tangannya.
Mendengar
ada yang memanggilnya orang yang bertelanjang itupun berhenti. Kemudian Ma Utuh
mengajak orang tersebut ke rumahnya dan
orang itupun mau mengikuti ajakan Ma Utuh . setelah masuk orang itu dianggapnya
sebagai tamu, diberi makan, minum dan diberi kamar untuk istirahat, namun
anehnya orang itu mau menuruti apa-apa yang diperintahkan Ma Utuh. Setelah
seharian berada dirumah Ma Utuh orang yang bertelanjang itu diajak berbicara
oleh Ma Utuh. Namun orang tersebut sepertinya aga atau gagu (tuna rungu) kurang
lancer dalam berbicara, tetapi ia sangat faham dengan apa yang kita ucapkan
kepadanya dan kalu diberi pertanyaan kebanyakan dijawabnya hanya dengan
anggukan dan gelengan kepala atau senyum-senyum sambil tertawa-tawa.
“Utuh, aku menderita suatu penyakityang sudah
lama ku derita yaitu penyakit abuh (tumor diperut,perut setiap harinya
bertambah besar) jadi aki minta tolong kepadamu bagaimana caranya supaya
penyakitku ini sembuh.” Kata Ma Utuh seraya memohon dengan sangat.
Orang
yang dihadapannya (Utuh Amut) mendengarkan dengan seksama apa-apa yang dibicarakan
oleh Ma Utuh.
“apabila nanti penyakitku ini sembuh maka
engkau akan ku angkat menjadi saudaraku dunia akhirat dan engkau akan kubelikan
pakaian yang berwarna serba kuning.” Sambung Ma Utuh lagi.
Mendengarkan
perkataan Ma Utuh yang demikian Utuh Amut tersenyum sambil mengangguk-angguk
tanda setuju. Kemudian Utuh Amut mendekati Ma Utuh, setelah berhadapan Utuh
Amut memejamkan matanya sambil berdoa untuk kesembuhan Ma Utuh. Setelah
seleesai berdoa Utuh Amut mengambil nafas dalam-dalam dan meniupkannya kea rah
perut Ma utuh , hal ini dilakukannya sebanyak tiga kali berturut-turut. Setelah
selesai Utuh Amut mengisyaratkan kepada Ma Utuh untuk tidur kekamarnya. Dan Ma
Utuh menuruti apa yang di isyaratkan oleh Utuh Amut seraya berdoa : “mudah-mudahan penyakitku ini segera sembuh.”
Seperti
biasanya Ma Utuh bangun jam empat subuh dan mengambil air wudhu untuk sholat
subuh, betapa terkejutnya ia melihat keadaan perutnya, yang mana tadinya
besar bagaikan orang yang sedang hamil
tua sekarang sudah kecil seperti sebelum ia menderita penyakit abuh dan tidak
merasakan lagi ada sakit ataupun rasa perih di perutnya sebagaimana sebelumnya
tak terasa. Tak terasa ia berucap :
Maha
suci ALLAH, Segala puji bagi ALLAH dan tidak ada Tuhan selain ALLAH dan ALLAH
Maha Besar, yang apabila ia menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah”.
Kemudian
dia bergeggas berwudhu dan melanjutkan shalat subuhnya dan diteruskan dengan
doa. Setelah itu dia melakukan sujud syukur sebagai tanda terima kasihnya
kepada ALLAH TA’ALA atas kesembuhannya yang telah diberikan-Nya kepadanya dan
tak lupa pula ia berterima kasih kepada
Utuh Amut yang telah mendoakan kesembuhannya sambil mendoakan Utuh Amut
agar ALLAH memberikan keselamatan dan kesejahteraan di dunia maupun diakhirat
kelak.
Kemudian Ma utuh
memberi tahu kpd Utuh Amut tentang kesembuhan penyakitnya sambil mengucap[kan
terima aksih yg tak terhingga kepadanya . utuh Amut hanya senyum-senyum sambil
mengangguk-ngangguk seraya ikut bergembira mndengar ucapan Ma Utuh.
Setelah
menyiapkan makanan ala kadarnya untuk Utuh Amut Ma Utuh pergi kepasar untuk
membelikan pakaian kuning untuk Utuh amut sebagaimana Nadzarnya. Sesampainya
dipasar Ma Utuh menceritakan semua yang
dialaminya ini kepada semua orang yang
ditemuinya terutama pedagang pakaian dimana ia akan membelikan pakaian
itu. Mendengar penuturan Ma utuh
pedagang kain tersebut tidak mau dibayari perihal kain hyang ingin
dibeli Ma Utuh. Pedagamng tersebut menyedekahkan pakaian tersebut.
Tak lama setelah
kejadian tersebut maka gemparlah penduduk kampong Kelayan itu mendengar
kesembuhan Ma Utuh yang didoakan dan ditiupi oleh Utuh Amut yg menjadi tamu.
Maka berdatanganlah sebahagian penduduk kampong
ke rumah Ma Utuh untuk minta doa atau minta hajatnya didoakan agar
dikabulkan ALLAH TA’ALA kepada Utuh amut, setiap harinya rumah Ma Utuh tidak
pernah sepi dari para tamu yang datang baik dari dalam maupun luar kampong
kejadian ini berjalan lebih dari 2 bulan (akhir tahun 1971). Begitu cepat
berita tersebut terdengar sampai ketelinga keluarganya. Maka keluarganya akan
menjenguk untuk memastikan apakah benar Utuh Amut yg diberitakan itu adalah
keluarganya sekaligus untuk menjemputnya pulang kekampung halaman. Stelah
mengadakan musyawarah keluarga, maka berangkatlah saudara tuanya yaitu Jaah dan
cucunya Idup ke Kelayan, Banjarmasin untuk memastikan berita tersebut.
Sesampainya dkampung Kelayan mereka menuju rumah Ma Utuh diantar oleh penduduk kampong yg tahu keberadaanya.
Setelah bertemu dgn Utuh Amut saudara dan cucunya bersalaman sambil berpelukan
karena rindu setelah sekian lama tidak bertemu. Setelah beberapa hari menginap
dirumah Ma Utuh Jaauh minta izin untuk membawa Utuh Amut kekampungnyadan tak
lupa mengucapkanterima kasih karena telah memelihara saudaranya Utuh Amut dalam
beberapa bulan terakhir. Ma Utuh pun mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga atas pertolongan Utuh Amut dalam mendoakan kesembuhannya serta
mendoakan Utuh Amut agar diberikan balasan berlipat ganda oleh ALLAH SWT.
Mak pulanglah Utuh Amut
bersama kakak dan cucunya menumpang kapal motor cinta sempurna menuju desa
sungai Durait Babirik. Saat kepulangan inilah hamper seluruh warga penduduk
kampong Kelayan berduyun-duyun datang kerumah Ma Utuh untuk melepas kepergian
Utuh Amut dengan melambaikan tangan sambil berlinang air matasebagian penduduk
kampong terutama Ma Utuh yang tak kuasa menahan tangisnya mengantarkan
kepergian Utuh Amut dan keluarganya ketika mereka sudah menaiki kopal motor
tersebut seraya berdoa “semoga kalian
selamat sampai tujuan”. Utuh Amut dan keluarganya pun melambaikan tanan
seraya berucap “selamat tinggal. Semoga
kita bertemu kembali”.
Beberapa hari kemudian
sampailah Utuh Amut beserta keluarganya dirumahnya desa Sungai Durait babirik
yaitu sekitar awal tahun 1972. Dan sejak saat kedatangannya itu Utuh Amut tidak
pernah lagi berjalan ataupun berkelana keluar kampungnya sebagaimana
kebiasananya dahulu. Namun setiap harinya tidak henti-hentinya orang datang
kerumahnya untuk minta doakan ataupun berbagai hajat lainnya baik dari sekitar
kampungnya ataupun dari luar kampungnnya dan dari luar daerah Kalimantan
Selatan seperti Palangkaraya, Sampit, Kapuas, Samarinda, Muara Teweh dan
daerah-daerah lainnya.
Dan adapun yang penulis
tulis kali ini adalah keramat Utuh Amut lainnya seperti :
1. Saat
Utuh Amut dalam kandungan pernah ibunya menemui keanehan, yaitu pada saat
ibunya berjalan kerumah tetangga untuk suatu keperluan. Pada saat perjalanan
pulang kembalinya kerumah hujan turun dengan lebatnya disertai angin sangat
kencang, namun saat itu air hujan tidak mengenai tubuh ibunya sampai ibunya
masuk kerumah. Padahal jarak dari saat kehujanan sampai kerumahnya sekitar
300-400 meter
2. Pada
saat disunat/khitan ia tidak mersa sakit. Bahkan ketika selesai disunat ia
langsung bermain air dgn bermandi-mandian disekitar rumahnya yang terletak
ditengah sawah.
3. Pada
tahun 1965 ketika ia berjalan disekitar
kampung ia digigit ular dikaki kanannya,
namun gigitan tersebut tidak membahayakannya. Hanya dengan mengobati disertai
olesan kucur kinang gigitan ular berbisa tersebut menjadi tawar dan baik
kembali. Ular berbisa tersebut ditangkap dan dilepaskannya kesungai.
4. Tersebut
cerita pada masa penjajahan belanda pada saat itu musim kemarau, ada sebuah mobil
belanda yang ingin lewat menyebrang diatas jembatan sungai durait, namun ketika
baru sampai kurang lebih 2 meter diatas jembatan mesin mobil tersebut mati
seketika dan tidak mau hidup, setelah dicoba diperbaiki dan dihidupkan kembali
mobil tersebut tetap tidak mau hidup padahal mobil tersebut sepertinya tidak ada kerusakan. Kemudian ada
salah seorang penumpang yang melihat kebawah jembatan ternyata ada seseorang
yang sedang tidur dengan pulas.. kemudian mereka memberitahu hal tersebut
kepada teman yang lainnya. Maka mereka turun untuk memeriksa kebawah jembatan
ternyata yang tidur tersebut adalah Kai Utuh Amut. Kemudian mereka mencoba
membangunkannya dan Kai Utuh Amut pun bangun. Setelah itu mereka mencoba
menghidupkan mesin mobil mereka lagi dan ternyata dapat dihidupkan serta dapat
melewati jembatan tersebut untuk meneruskan perjalanan.
5. Pedagang
yang jika barang dagangannya diminta oleh Kai Utuh Amut dikasihkan kepadanya,
barang dagangannya akan cepat laku,sebaliknya barang dagangan yang dimintanya
tidak diberi maka dagangannya hamper tidak mau laku.
Mungkin hanya itu saja
yang penulis dapat tulis dari salinan buku MANAQIB UTUH AMUT kali ini, apabila
ada salah khilaf mohon dimaafkan dan kalau ada ketidak puasan dari pembaca atau
ada yang ingin ditanyakan atau meminta postingan kisah-kisah para Wali Insya
ALLAH penulis akan carikan.Terima kasih sudah mau
singgah di blog kami,semoga bermanfaat dan memotivasi kita dalam beribadah
kepada ALLAH.sekali lagi kami ucapkan TERIMA KASIH